Jumat, 17 Juli 2020

Jhāna-Jhāna dan Umat Awam menurut Sutta-Sutta Pāḷi


Dalam Buddhis Theravada beberapa dekade terakhir ini suatu perdebatan telah berkali-kali muncul seputar pertanyaan apakah jhāna diperlukan atau tidak diperlukan untuk mencapai “jalan dan buah,” yaitu, empat tahap pencerahan. Perdebatan ini dipicu oleh munculnya berbagai sistem meditasi pandangan terang yang terkenal baik di Asia maupun di Barat, khusunya di kalangan umat awam Buddhis. Mereka yang mengajarkan sistem meditasi demikian menegaskan bahwa jalan dan buah dapat dicapai dengan mengembangkan pandangan terang (vipassanā) tanpa landasan jhāna.
Metode ini disebut kendaraan pandangan terang murni (suddha-vipassanā), dan mereka yang mempraktikkan cara ini disebut sebagai “praktisi pandangan terang kering [dry-insighter]” (sukkha-vipassaka) karena praktik pandangan terang mereka tidak “dibasahi” sebelumnya oleh pencapaian jhāna-jhāna. Jelas bahwa sistem ini didukung oleh Visuddhimagga dan Komentar-komentar Pāli, walaupun tidak mendapat tempat yang menonjol dalam perlakukan komentar atas sang jalan, yang biasanya mengikuti gaya kanonis dengan menempatkan jhāna-jhāna sebelum pengembangan pandangan terang.


0 comments:

Posting Komentar